Ditulis oleh: Unknown
Saturday, November 10, 2012
![]() |
Peristiwa Tunjungan, sumber: suarakawan.com. |
Begini.
Sejarahnya jelas, bahwa Hari Pahlawan ditetapkan administrasi Sukarno-Hatta pasca-proklamasi kemerdekaan, mengenang peristiwa 10 November di Surabaya. Ketika itu lebih dari 30.000 pasukan Inggris mendarat dengan bendera NICA (Netherlands Indies Civil Administration), satu dari banyak kongsi di bawah pemerintah kolonial Belanda. Pribumi menduga, Belanda berupaya kembali menjajah setelah berhasil memaksa Jepang mengakui kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Hal yang dianggap paling menghina kemerdekaan Indonesia adalah peristiwa Tunjungan, di mana tentara NICA merebut Hotel Yamato dan mengibarkan bendera Merah Putih Biru di tiang puncaknya.
Tidak terima, penduduk lokal bersama-sama melawan ultimatum Inggris untuk menyerah. Pada 10 November pagi itulah, di menit terakhir batas ultimatum, pertempuran pecah. Tentara bersama warga Surabaya mempertahankan tanah mereka dan mengejutkan pihak musuh. Meski mengerahkan puluhan pesawat penyerang dan alat berat, Inggris kesulitan memenangkan pertempuran yang awalnya ditargetkan berhasil hanya dalam waktu dua hari.
Pada hari keempat saat musuh mulai kewalahan, rakyat bersama Jenderal Besar Sudirman berhasil mendatangi Gapura Hotel Yamato (sekarang Hotel Mojopahit) dan terjadilah peristiwa yang heroik itu, saat empat warga (Sdr. SIDIK, Sdr. MULYADI, Sdr. HARIONO dan Sdr. MULYONO, kini mereka pahlawan tak bergelar) mencapai puncak gedung dan mengibarkan kembali bendera setelah tinggal tersisa warna merah dan putih.
Keagungan hari 10 November di Surabaya rupanya menyulut keberanian warga pejuang di banyak daerah lain. Beberapa ibu kota provinsi kemudian melakukan perlawanan yang sama terhadap pihak sekutu, seperti di Jakarta, Semarang dan Riau pada 18 November, Ambarawa dan Pulau Bangka (21 November), Brastagi (25 November) dan di Bogor (6 Desember).
Perlawanan yang berhasil membuat sekutu menyerah itu merenggut ribuan nyawa "Arek-arek Suroboyo".
Kembali ke ucapan "Selamat"
Mengapa pengucapan 'selamat' untuk hari pahlawan perlu dikoreksi, berikut beberapa alasan saya:
- 'Selamat' identik dengan pencapaian sedang berjalan atau yang hal yang telah dicapai. Selamat lulus, selamat menembuh hidup baru, selamat atas pembukaan toko, dll. Mengucapkan selamat atas peristiwa lampau yang mengandung cerita duka rasanya kurang pas.
- Peristiwa 10 November merenggut ratusan nyawa pribumi dan tentara penyerang. Kalau kita mengucapkan "Selamat Hari Pahlawan", apakah masuk akal ditujukan juga untuk mereka yang meninggal pada hari itu?
- Kalau yang kita maksudkan adalah tertuju untuk mereka yang selamat dari peristiwa 10 November itu, apakah itu masih relevan? Karena tak banyak saksi hidup peristiwa itu yang bisa kita temui langsung hari ini.
- Konteks pengucapan selamat menjadi kabur jika dihadapkan pada fakta sejarah yang memilukan, meski terdapat pencapaian yang mengubah tatanan hidup bangsa kita hari ini. Mengucapkan "Selamat Hari Pahlawan" itu seperti memberi ucapak selamat kepada diri kita sendiri yang hidup hari ini, bukan para pahlawan.
Lalu kalau demikian, apa esensi memeringati Hari Pahlawan dengan memberi ucapan selamat kepada diri kita sendiri?
Menurut saya yang tepat adalah "Memeringati Hari Pahlawan", "Peringatan Hari Pahlawan" atau "Mengenang Para Pahlawan". Dalam bahasa Inggris peristiwa memorial biasanya disemat dengan kata remembering alih-alih celebrating. Waktu Empire State Building selesai dibangun, warga New York saling mengucapkan celebratation, bukan remember atau acknowledge. Begitu pula saat 11 September lalu warga setempat mengenang tragedi gedung kembar WTC. Yang tertulis di banyak spanduk adalah Remembering those who died .... Bagi mereka para korban gedung kembar itu adalah pahlawan, tapi mereka tidak mengucapkan selamat.
Penyebutan istilah peringatan di banyak waktu dalam kalender kebangsaan kita sering kali membuai kita dengan retorika tanpa memicu kita berpikir kritis. Jika saja Sukarno atau Arek-arek Suroboyo yang menyaksikan peristiwa 10 November '45 itu bisa kita tanyai langsung saat ini, saya yakin mereka akan bertanya mengapa diberi ucapan selamat. Atau ... tidak?
Tentang Penulis
Benar Sobat.. maka Postingan di Blog kami beri judul Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2012
ReplyDelete@Ngambar
DeleteMaka sebenarnya kebahasaan sejarah kita perlu sesekali dikritik, mimimal untuk mempertanyakan alasannya.
Terima kasih ya.
tes komentar lagi.
ReplyDelete