Ditulis oleh: Unknown Tuesday, August 2, 2011

Ilustrasi (flickr)


Warta

Hanya berdiri, berjingkrak, lalu tertawa.

Memandikan tubuh dengan cahaya matahari merona.

Bolak-balik, menyisir warta.

Lalu tersenyum, terkekeh, dan sebagian kecewa.

Pagi yang tak seperti kemarin, tetap di Kompasiana.

***

Kipas Angin

Berputar, cepat dan melambat.

Menyejukkan, sebentar serasa menyumbat.

Membuka pintu dan menghirup aroma pagi ibarat kipas angin.

Udara mengalir dari belakang ke depan, dari panas, menjadi dingin.

Lalu tersyukurilah segumpal ingin.

***

Cangkir

Kugosok-gosok setiap sore, dan kukecup setiap pagi

mengagumi putih mulus setiap bagiannya.

Dari sana cairan penyemangat, penghangat.

Kuisap, lalu mendesah, menguap sampai ke kepala.

Sebentuk cangkir, dengan kopi pahit bernuansa manis.

Untuk sejuta mimpi yang tegak bersama kepala-kepala.

Dari sinilah kukirimkan puisi-puisi pagi.

***

Sleman, 12 Mei 2011.

1 Komentar
Tweet
Komentar FB

1 komentar | Baca dan Tambahkan komentar

  1. Aku suka kalimat ini "Untuk sejuta mimpi yang tegak bersama kepala-kepala."

    :) nice

    ReplyDelete

Baca juga:

Memuat ...

Lingkar baca

Linikala

- Copyright © BUKU FANDY - Hak cipta dilindungi Undang-undang. - Desain Blogger oleh Johanes Djogan -