Kamis, 10 April 2025 | 12:43 AM
Ditulis oleh: Unknown Tuesday, January 29, 2013

Ilustrasi/smpnu2dukuhturi.com
*
Ini bukan ide baru dalam fenomena kebahasaan Tanah Air kita, khususnya yang berhubungan dengan media. Kata 'artis' juga sudah ratusan kali diulas ke dalam buku dan mungkin ribuan kali ditempel (di-paste) di blog. Para pakar sendiri belum paham mengapa hingga saat ini beberapa kata "bernasib malang" --meminjam istilah Prof. Sudjoko (alm.)-- masih popular di media dan terserap masyarakat kita.

Kata 'artis' yang, pada masa orde lama hingga baru masih jarang dipakai, kini kerap dipakai media arus utama untuk merujuk para pesohor yang sebenarnya dianggap selebritas. Arti 'seniman' atau 'pelaku seni' yang merupakan terma berkesesuaian dengan padanan kata artist asal bahasa Inggris justru malang diumumkan untuk menyebut setiap orang yang telah terkenal, baik disengajakan oleh media ataupun kejadian-kejadian terliput. 

Kemalangan kata 'artis' melunjak tatkala dalam perkembangan kebahasaan media juga ikut malas mengoreksi bahasa yang mereka pakai sendiri. Maka kemudian muncullah frasa-frasa semacam 'Artis Baru', 'Artis dan Panggung Politik' dan yang terbaru adalah 'Artis dan Narkoba'. Padahal, para pesohor di media itu tak serta-merta layak disebut artis. Ya, tentunya ini simbolisasi yang sesuai jika dirunut ke makna artis yang sebenarnya sarat dengan nilai-nilai seni apresiatif.

Kata 'selebritas' yang lebih sesuai untuk menyebut pesohor secara umum justru jarang digunakan. Dalam bahasa Inggris, termasuk panggung hiburan Amerika dan Eropa, kata celebrity lebih popular digunakan ketimbang artist. Alasannya jelas yakni artist hanya disebutkan untuk mereka yang memang secara konteks dan kontentual memang bergelut dengan seni, amatir ataupun profesional. 

Paulo Coelho dikenal sebagai writer atau artist atas buku-bukunya yang mendunia, sama halnya dengan Melanie Porter yang di Inggris dikenal sebagai knitted furnishing artist atau seniman perabotan rajut. Beda halnya dengan Hugh Jackman, Daniel Craig dan Joseph Gordon-Levitt yang lebih sering disebut dan ditulis media sebagai actor sementara Natalie Portman, Anne Hathaway dan Julia Roberts lazim disebut actress.

Media dan masyarakat pemirsa Indonesia

Yang menarik di Indonesia adalah, masyarakat merespon pemaparan bahasa media untuk beberapa kata yang "malang" ini dengan biasa-biasa saja. Setidaknya dengan gejala simultan yang membiarkan media menuliskan 'artis' alih-alih 'selebritas', 'komedian' ketimbang 'pelawak' atau beberapa kata lain yang bernasib sama. Pemirsa Indonesia cenderung belum kritis terhadap kemalasan memperbaiki bahasa atau setidak-tidaknya mencaritahu kebenaran pemakaian kata.

Media, dengan jalur media sosial yang memungkinkan lebih dekat dengan pemirsa ternyata tidak serta-merta memperbaiki kesalahan mereka terkait bahasa. Bukti terbaru adalah ramainya penggunaan kata 'kepung' yang dihubungkan dengan banjir di Jakarta pertengahan Januari lalu. Pakar dan beberapa pengguna medsos mulai mendeteksi kesalahan media karena menganggap 'kepung' sama dengan 'rendam'. Media luput menyadari bahwa 'kepung' berarti menghadang di sekeliling dan siap menyerang ke tengah, bukannya sudah berada di tengah seperti yang dimaksudkan.

Kaitan media dan pemirsa di Indoensia yang masih longgar ini masih menjadi sisi baik dan jahat koin perbaikan bahasa. Dan lagi, kalau para selebritas itu sadar diri, mungkin mereka akan mudah saja memprotes reporter pewawancara jika memanggil mereka dengan sebutan 'artis'.

Omong-omong, ke mana Norman Kamaru yang pernah dianggap 'artis' itu?

*

Apa pendapatmu?

Berlangganan Tulisan | Berlangganan Komentar

Baca juga:

  • Verifikasi yang Hilang
    05/03/2012 - 0 komentar
    Teman-teman sekalian, Saya suka menganalogikan blog sebagai sebuah kantor pelayanan.…
  • 'Salah Satu' yang Terancam Salah
    15/10/2012 - 0 komentar
    Sejak beberapa bulan terakhir frasa bermakna tunggal ini mengganggu pikiran saya. 'Salah satu' sudah…
  • Lima Menit yang Penting
    14/07/2013 - 0 komentar
    Sebagai penulis amatir saya mengadopsi banyak cara penulis profesional dalam mengelola ide. Meski tak…
Memuat ...

Lingkar baca

Linikala

- Copyright © 2025 BUKU FANDY - Hak cipta dilindungi Undang-undang. - Desain Blogger oleh Johanes Djogan -