Ditulis oleh: Unknown Monday, May 27, 2013


Saat akhirnya wartawan dihebohkan dengan lontaran kata 'ciyus' dari mulut Gubernur DKI Joko Widodo Januari lalu, itu isyarat penting. Tanda yang masuk akal untuk mengingat kembali hakikat bahasa sebagai virus. Menyebar dengan cepat dan kebanyakan tanpa direncana.

Wartawan yang waktu itu meliput getolnya sang gubernur eksentrik menangani permasalahan kanal banjir barat di Latuharhary itu sontak terkejut. Pertama karena sebelumnya belum pernah ada pejabat nomor satu daerah yang bertingkah seperti anak baru gede, dan kedua karena ternyata istilah kebahasaan yang jauh dari aturan baku bisa dijadikan pola komunikasi yang mencairkan suasana. Meskipun pada kenyataannya, Jokowi memang juara dalam komunikasi politik yang disukai media.

Judul tulisan ini menyadur penggalan ungkapan yang dalam bahasa Inggris aslinya adalah Language is a virus from outer space. Kalimat menarik itu ditulis sebagai bait puisi oleh penulis William S. Burroughs dalam bukunya Naked Lunch.

Perkara 'ciyus' dan Jokowi hanya satu contoh. Contoh lain katakan saja bahasa 'saya prihatin' ala (siapa lagi kalau bukan) presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono. Istilah retoris yang sering kali terlontar di setiap pidato tanggap bencana dan permasalahan nasional lainnya itu kini sering dipakai kalangan "rakyat". Bahkan anak-anak sekolah yang gemar main di Twitter pun pakai 'saya prihatin' khas SBY itu dalam kicauan canda mereka.
Kekhawatiran pakar komunikasi politik seperti Effendi Ghazali yang menilai terlalu seringnya seorang kepala pemerintahan berlontar 'saya prihatin' justru ditanggapi lebih adem dan bersahaja oleh kalangan netizen yang meramu frasa tersebut ke dalam bahasa "gaul" yang seru, renyah sekaligus satire.



Kalangan selebritas lebih meriah lagi menularkan virus bahasa dan istilah-istilahnya. Syahrini sudah menelurkan 'sesuatu yah ....' dan 'cetar-membahana'. Kemudian yang terbaru ada pesohor baru yang lahir dari polemik antara guru spiritual dan muridnya, Arya Guna dengan 'demi tuhan'.

Di kehidupan humaniora lebih saat beberapa tahun lalu kasus suap-kemplang pajak di Direktorat Jenderal Pajak dengan tersangka paling panas saat itu, Gayus Tambunan. Arah jalan bahkan nama halte di depan kantor pusat pajak se-Indonesia itu spontan diubah --entah oleh siapa, kondektur bus ataukah penumpang-- menjadi "Halte Gayus" atau "Jurusan Gayus". Polemik hukum yang lagi-lagi menjadi virus satire bahasa di masyarakat.

Bahasa yang lahir sebagai kebiasaan atau mode trenal dari mulut-ke-mulut kemudian menjadi hidup untuk dipelajari. Para pakar bahasa akan dibuat pusing karena keterkaitan bahasa-bahasa atau istilah tertentu dengan pemahaman dan stigma masyarakat tak lagi tunggal. Ada banyak penafsiran yang disematkan kepada istilah tertentu tergantung bagaimana individu atau masyakarat menafsirkan masalah yang melatarbelakangi lahirnya bahasa tersebut. 

Kalau 'ciyus' ala Jokowi dianggap sebagai pelecehan berlebihan sebagai seorang negarawan, mungkin saja orang yang mencibir justru akan diserang balik oleh kelompok abege yang menganggap Jokowi justru berinovasi. Begitu pula jika presiden sudah sadar bahwa istiah retoris 'saya prihatin'-nya kadung jadi konsumsi candaan publik, mungkin ia akan pelan-pelan meninggalkannya dan mencari frasa lain yang kemudian berpotensi jadi istilah konsumsi baru.

Pesohor punya peranan banyak dalam menyebarkan virus bahasa. Lucunya, di masyarakat tetap saja ada golongan yang menganggap celetukan-celetukan emosional di media itu bisa jadi bagian dari budaya popular yang menganggap segala hal bisa dikomedikan. Disatire-kan sebagai bagian dari candaan yang melupakan ketegangan untuk sementara waktu. Meski dengan demikian tetap harus terikat pada pengertian yang dimaksudkan sebenarnya oleh para pesohor tersebut.

Di dalam komedi terbaru, juara Stand Up Comedy musim ketiga @Babecabiita mungkin punya independensi yang lebih kuat. "Ah, sudahlah ...."

-------------------------------

Kata buat kita:

sa·ti·re n 1 Sas gaya bahasa yg dipakai dl kesusastraan untuk menyatakan sindiran thd suatu keadaan atau seseorang; 2 sindiran atau ejekan. [KBBI edisi keempat, versi daring]


*

Apa pendapatmu?

Berlangganan Tulisan | Berlangganan Komentar

Baca juga:

Memuat ...

Lingkar baca

Linikala

- Copyright © BUKU FANDY - Hak cipta dilindungi Undang-undang. - Desain Blogger oleh Johanes Djogan -